Maraknya komunitas skateboard di Bandung membuat trio Rizki, Maskom dan Firman, pada 1997 menciptakan Ouval Research. Tujuan semuala adalah untuk menyuplai peranti juga fesyen buat para skateboarder.”Saat itu, kalau harus beli, rasanya mahal,” kata Rizky.
Pada tahap awal, Ouval Research merilis produk pakaian, seperti kaus, jaket, celana panjang, dan tas. “Kami berpikir untuk membuat produk yang mewakili komunitas kami,” ujar Rizki.
Maka, sebagai langkah pembuka pasar, Rizki cs menawarkan produk Ouval pada komunitas terdekatnya yang memiliki minat olahraga, selera musik, serta pakaian yang sama.
Waktu itu kondisi sedang krisis ekonomi. Harga barang impor naik semua. Toh, tak mudah menegakkan usaha baru tersebut. Mereka mesti berjuang meyakinkan para pelanggan bahwa produk yang ditawarkan tak kalah berkualitas dari produk asing. “Itu susah,” imbuh Rizki. Orang lebih dulu ragu dengan kualitasnya, karena harganya jauh lebih murah.
Apalagi, saat itu mereka masih menggunakan cara berdagang dari pintu ke pintu alias door to door. “Semua turun tangan dalam hal pemasaran,” ujarnya.
Karena keterbatasan modal dan waktu, maka mereka membuka pula layanan jasa usaha lain untuk memproduksi pesanan pakaian atau tas. “Modal terbatas, karena mayoritas kami baru lulus kuliah,” kata Rizki.
Kekuatan label ini terletak pada koleksi kaosnya yang hadir dengan print unik dan erat sekali dengan budaya street style yang dinamis, fun dan berjiwa muda. Dari kaos, koleksi Ouval Research berkembang hingga ke aksesori, mulai dari tas, sepatu, bahkan sampai MP3 dan otopet. Kini Ouval Research semakin memperlihatkan keseriusan dan kemajuan bisnisnya hingga mengekspor produknya ke mancanegara seperti Singapura di butik Fyeweraz dan skateboard di Jerman.
0 komentar:
Post a Comment