Kementerian Perindustrian menegaskan bahwa kualitas produk batik asal Indonesia jauh lebih baik dari produk batik cetak (printing) buatan Cina.
"Bea masuk produk impor nol persen memudahkan barang-barang dari Cina, khususnya produk garmen batik membanjiri pasar dalam negeri. Namun, kualitas yang dihasilkan masih di bawah produk batik asal Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, di Jakarta, Selasa (2/10).
Dikatakannya, pemberlakuan ASEAN Cina Free Trade Agrement (ACFTA) diyakini dapat meningkatkan peredaran batik Cina di pasar dalam negeri berkat bea masuk produk yang sebesar nol persen.
Berdasarkan temuan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO), menurut Euis, batik adalah produk asli Indonesia yang dibuat dengan keterampilan tertentu.
"Batik Indonesia bahan bakunya terdiri dari kain batik dengan bahan baku gondorukem dan menggunakan canting dalam proses produksinya. Untuk batik cap, menggunakan bahan baku katun dan mempunyai teknik khusus dalam membuat produknya," katanya.
Batik asal Cina, lanjut Euis, diproduksi dengan menggunakan mesin tanpa keterampilan dari manusia.
"Batik Cina hanya di-print, dan harganya lebih murah, serta proses produksinya tidak sesuai dengan ketentuan UNESCO," ujarnya.
Euis mengemukakan, masyarakat di Indonesia sudah memiliki pengetahuan tentang produk batik yang beredar di pasar dalam negeri.
"Produk batik asli Indonesia mampu bersaing dengan produk printing asal Cina. Hal ini membuktikan bahwa produk dari dalam negeri semakin diminati masyarakat," katanya.
Mutu Batik Indonesia Jauh lebih Baik dari Batik Cina
Written By islamwiki on Tuesday, October 23, 2012 | 2:43 AM
Related Articles
0 komentar:
Post a Comment